Warok merupakan karakter/ciri khas dan jiwa masyarakat Ponorogo yang telah mendarah daging sejak dahulu yang diwariskan oleh nenek moyang kepada generasi penerus.
Reog or Réyog (Javanese: ꦫꦺꦪꦺꦴꦒ꧀) is a traditional Indonesian dance in an open arena that serves as folk entertainment and contains some magical elements. The main dancer is a lion-headed person with a copyright feather decoration, accompanied by several masked dancers and Kuda Lumping.
Benda tegar adalah benda yang pada awalnya diam dan cenderung tetap diam. Benda ini memiliki satu titik materi yang berperan dalam memulai gerak translasi.
Selain itu latihan fisik, konon katanya dibutuhkan latihan spiritual berupa bertapa dan puasa untuk bisa mengenakan topeng Reog Ponorogo
Berat topeng ini bisa mencapai 50–60 kg yang dimana topeng ini dikenakan dengan cara digigit oleh penarinya. Tidak semua penari bisa langsung mengenakan topeng ini begitu saja, karena dibutuhkan suatu keahlian dan latihan yang berat.
The third dance is the main attraction of the show; it is performed by all the Reog dancers. The warok as the main male dancer, wearing the large and heavy lion mask, dances in the centre of the stage while the other dancers dance around him.
Upacaranya pun menggunakan syarat-syarat yang tidak mudah bagi orang awam untuk memenuhinya tanpa adanya garis keturunan yang jelas. Mereka menganut garis keturunan parental dan hukum adat check here yang masih berlaku.
Tarian tradisional dalam arena terbuka yang berfungsi sebagai hiburan rakyat, mengandung unsur magis, penari utama adalah orang berkepala singa dengan hiasan bulu merak, ditambah beberapa penari bertopeng dan berkuda lumping. Ada dua ragam bentuk reog Ponorogo yang dikenal saat ini, yakni Reog Obyog dan Reog Festival.
Reog Ponorogo Reog is a traditional dance that becomes the main identity from Ponorogo regency. By this traditional culture, Ponorogo is also famous as Reog city. This kind of traditional art dance and theater has been popular in Indonesian even worldwide.
Musical Art that influenced by Islam performance art, usually staged at the wedding reception or circumcision.
Membuat topeng menjadi dua bagian, kepala mengarah ke depan dan bulu merak mengarah ke belakang, tidak mempengaruhi keseluruhan karena pada akhirnya akan menghasilkan momentum nol karena titik keseimbangan yang tepat.
Selain itu, ada versi lain yang menyebutkan bahwa tari ini muncul sebagai bentuk hiburan bagi para prajurit yang sedang bertempur dalam perang. Reog awalnya disajikan sebagai pengobat rindu dan motivasi untuk menjaga semangat juang.
Selain itu, ada juga barongan, sosok singa yang terbuat dari kulit kerbau. Lalu ada kuda lumping, penari yang mengenakan kostum kuda dengan gerakan yang dinamis dan penuh semangat.
Rupanya Dewi Songgolangit berhasil membuat seorang Pangeran Kelana Sewandana jatuh hati dan ia ingin mempersunting Dewi Songgolangit. Namun ada prasyarat untuk melamar sang putri, pangeran harus membuat sebuah tontonan menarik berupa tarian yang belum pernah ada sebelumnya, dengan barisan kuda kembar berjumlah seratus empat puluh ekor dan binatang berkepala dua.